Kamis, 24 Maret 2011

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN MATAHARI

    Angin dan matahari adalah anugerah Tuhan yang tidak terbatas yang tidak pernah habis-habisnya sejak bumi ini diciptakan sampai sekarang. Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini manusia mulai menciptakan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Selain pembangkit-pembangkit listrik lain yang sudah lama digunakan oleh manusia diantaranya (PLTA, PLTU, PLTG, PLTN dan lain) yang sudah tersosialisasi pada Negara-negara maju dan berkembang.
Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari sangat cocok untuk wilayah pesisir pantai yang memiliki cuaca yang berubah-ubah. Seperti pada Nusa Tenggara Timur terutama di desa Oeledo Ka-bupaten Rote menjadi desa percontohan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Karena kondisi Negara Kepulauan Republik Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan dihuni oleh masyarakat pesisir, yang memiliki tingkat ekonomi dan sosial budaya sangat memprihatinkan, salah satu penyebab utama minimnya ekonomi dan sosial budaya masyarakat pesisir adalah karena tidak adanya listrik.
 

Struktur Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari

     Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari merupakan teknologi hibrida yang terbilang baru dan ramah lingkungan, pertama diperkenalkan oleh Guiseppe seorang doktor dari perusahaan listrik Italia tahun 1995.
Dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin saja maupun tenaga matahari saja, teknologi hibrida ini jelas lebih tinggi karena tak sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila langit medung atau malam tiba dan matahari lenyap, pembangkit listrik akan digerakkan oleh kincir angin jadi listrikpun tetap mengalir.
Sebaliknya, ketika angin sedang loyo berhembus, panel-panel sel surya penangkap sinar matahari bisa terus memasok listrik. Pembangkit listrik ini cocok untuk daerah yang cuacanya sering berubah-ubah seperti di pesisir pantai. Teknologi pembangkit listrik ini sebenarnya tak rumit. la terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
Kincir angin. Panel berisi sel surya dan Penyim-panan listrik seperti terlihat pada Gambar 1. Angin bertiup, bilah-bilah kincir akan bergerak memutar dinamo (dynamo) yang membangkitkan arus listrik. Listrik ini kemudian disalurkan ke bagian penyimpanan yang berupa sejumlah aki mobil. Pada saat yang sama, ketika matahari bersinar panel sel surya akan menangkap sinar untuk diubah juga menjadi listrik. Panel ini berisi sel photovoltaic yang terbuat dari dua lapis silicon. Ketika terkena sinar matahari, dua lapisan silicon akan menghasilkan ion positif dan negative, dan listrikpun akan tercipta. Listrik dari panel surya dan kincir angin itu masih berupa arus searah (direct current, DC). Padahal alat rumah tangga seperti televisi, radio, kulkas, dll, membutuhkan listrik berarus bolak-balik (alternating current, AC). Untuk itulah dibutuhkan inverter, pengubah arus DC menjadi AC 220 Volt. Pembangkit listrik ini bisa menghasilkan daya 50 kilowatt atau cukup untuk 600 kepala keluarga, dengan masing-masing keluarga memakai daya listrik 450 watt.
     Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari
Kelebihan :
1. Ramah Lingkungan (environmental friendly)
2. Praktis digunakan pada wilayah pesisir pantai
3. Tidak memerlukan perawatan khusus
4. Teknologinya tidak rumit
5. Disainnya dari bahan yang tidak mudah karatan (korosi)
6. Mudah mengoperasikan
Kekurangan :
1. Butuh biaya yang cukup besar untuk pembelian dan pelatihan operator teknis
2. Tersedianya suku cadang dan aki mobil yang cukup, apalagi letaknya jauh di pulau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar