Jumat, 01 April 2011

CERITA KEHIDUPAN...

Lelaki Yang Gemar Membaca Al-Qur’an

      Di saat aku berada di ruang mayat, seorang pemuda datang dengan tergopoh-gopoh. Ia berkata, “Ya Doktor Khalid ,semoga Allah memberimu keba-ikan- ayahku sedang sekarat, coba anda talqinkan ke-padanya dua kalimat syahadat.” Aku katakan, “Saya rasa kalian anak-anaknya lebih berhak mentalqinnya dari padaku dan lebih memiliki rasa iba lebih dalam dari padaku semoga Allah memberkahi kalian.” Pemuda itu terus mendesakku dan ia katakan bahwa ini sudah kesepakatan dan keinginan semua saudara-saudara-nya.
      Kemudian aku pergi bersamanya, lantas apa yang aku lihat? Seorang laki-laki sedang terbujur kaku, detak jantungnya lemah, paru-parunya terhenti dan dalam keadaan tidak sadar. Dia sedang sekarat. Tekanan da-rahnya sangat rendah, demikian pula denyut nadinya. Aku katakan, “Ya fulan… ucapkan Asyhadu alla ilaha illallah.” Lalu ia mengangkat jarinya seraya mengucapkan syahadat.
Anehnya, ketika ia mengucapkan syahadat ter-sebut tekanan darahnya naik dari 130 sampai dengan 140 dan denyut jantungnya naik dari 100 sampai dengan 110, sampai-sampai seorang perawat merasa terkejut, cemas dan kagum dengan apa yang terjadi. Aku selalu mengingatkan perawat tersebut tentang kejadian tadi. Aku katakan ini adalah hujah atasmu… dan akan menjadi hujjahmu jika kamu masuk ke dalam Islam.
Kemudian lelaki tersebut menoleh ke anak-anaknya yang shalih dan merupakan contoh anak-anak yang berbakti dan menjaga ayahnya. Mereka bergantian menjaga sang ayah malam dan siang dengan membagi enam hari sesuai dengan jumlah mereka –semoga Allah memberi mereka taufik dan memperbaiki keadaan si anak.
Aku katakan kepada mereka, “Bacakanlah al-Qur’an untuknya!” lalu mereka melaksanakannya –semoga Allah memberi mereka kebaikan-. Demikianlah kon-disi si ayah selama tiga hari dengan tekanan darah 130-140 dan anak-anak terus membacakan al-Qur’an untuknya pagi dan malam. Lalu si ayah pun meninggal.
Aku tanyakan kepada anak-anaknya, “Apakah ayah kalian gemar membaca al-Qur’an?” Mereka jawab bahwa ia mengkhatamkan al-Qur’an seminggu sekali dan terkadang lebih dari sekali. Semoga Allah merah-matinya dan mengumpulkan kita semua di kampung yang mulia (surga). Dalam sebuah riwayat shahih dari Abu Mush’ab (semoga Allah memberi husnul khatimah kepadanya, kepada orang tuanya dan kepada kaum muslim) bahwa ia berkata,
“Ahlul Qur’an adalah Ahlullah dan orang-orang pilihan-Nya.”


(SUMBER: Serial Kisah Teladan, Muhammad Shalih al-Qahthani seperti yang dinukil dari Qashash wa ‘Ibar karya Doktor Khalid al-Jabir, penerbit DARUL HAQ, telp. 021-4701616)


Aroma Kasturi Keluar Dari Hidung Jenazah Wanita Saat Dimandikan

Ummu Ahmad ad-Du’aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya “Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?” Ia menjawab, “Baik, alhamdulillah.” Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, “Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal.”
Aku katakan, “Benarlah perkataan syair,
Detak jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik.”
Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
“Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada.” (Maryam: 31).
Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.
Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?


Kisah ini dicantumkan dalam Majalah al-Yamamah edisi 1557 tanggal 14 Shafar 1320 H.
(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad bin Shalih al-Qahthani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar